Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah bergabung dengan New Development Bank (NDB), lembaga keuangan yang didirikan oleh negara-negara anggota BRICS. Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat posisi Indonesia di panggung ekonomi global.
Apa Itu New Development Bank (NDB)?
New Development Bank adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan pada tahun 2014 oleh lima negara pendiri BRICS: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Tujuan utama NDB adalah untuk menyediakan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang dan emerging markets.
Dengan bergabungnya Indonesia, negara ini kini memiliki akses langsung ke sumber pendanaan alternatif yang kompetitif dan terlepas dari ketergantungan pada lembaga Barat seperti IMF dan Bank Dunia.
Manfaat Bergabungnya Indonesia dengan BRICS dan NDB
- Akses Pendanaan Bunga Rendah
Indonesia akan memperoleh akses ke pinjaman dengan suku bunga kompetitif dari NDB untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur nasional seperti transportasi, energi terbarukan, dan pembangunan wilayah. - Diversifikasi Mitra Ekonomi Global
Bergabung dengan BRICS membuka peluang lebih besar untuk kerja sama perdagangan dan investasi antarnegara berkembang. Ini juga menciptakan keseimbangan geopolitik dan ekonomi dengan memperluas mitra di luar blok negara maju. - Peningkatan Kedaulatan Ekonomi
Akses ke sumber pembiayaan alternatif memungkinkan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap institusi keuangan Barat yang seringkali mensyaratkan kebijakan ekonomi tertentu.
Analisis: Apa Arti Strategisnya bagi Indonesia?
1. Posisi Tawar Global Meningkat
Dengan status sebagai anggota NDB, Indonesia tidak hanya menjadi penerima manfaat finansial, tapi juga ikut dalam proses pengambilan keputusan di lembaga tersebut. Hal ini meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi global, khususnya terkait pembiayaan pembangunan.
2. Memperkuat Integrasi Ekonomi Global Selatan
Masuknya Indonesia ke BRICS memperkuat arus kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation). Indonesia kini bisa lebih aktif dalam membentuk arsitektur ekonomi global yang lebih inklusif dan berorientasi pada kepentingan negara berkembang.
3. Mendorong Transformasi Ekonomi Nasional
Melalui pembiayaan NDB, Indonesia dapat mempercepat pembangunan sektor-sektor strategis seperti digitalisasi, energi hijau, dan konektivitas antarwilayah. Ini selaras dengan visi transformasi ekonomi yang dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Kritik terhadap Strategi Indonesia Bergabung dengan New Development Bank BRICS
Meskipun bergabungnya Indonesia ke dalam New Development Bank (NDB) dianggap sebagai langkah strategis, sejumlah kritik dan kekhawatiran muncul dari kalangan ekonom, pengamat kebijakan luar negeri, serta pegiat transparansi. Beberapa poin penting kritik tersebut antara lain:
1. Minim Kajian Transparan dan Keterlibatan Publik
Keputusan strategis sebesar ini seharusnya melibatkan kajian akademis terbuka dan diskusi publik yang mendalam. Namun, hingga pengumuman resmi oleh Presiden Prabowo, tidak banyak informasi yang disampaikan ke publik mengenai:
- Alasan strategis bergabung,
- Potensi risiko keuangan,
- Dampak geopolitik.
Kritik utama: Proses pengambilan keputusan dianggap elitis dan minim partisipasi publik.
2. Risiko Geopolitik dan Ketegangan Global
BRICS—terutama setelah perluasan anggotanya—cenderung berposisi sebagai penyeimbang terhadap dominasi Barat (AS dan Uni Eropa). Keterlibatan Indonesia dalam NDB bisa:
- Memunculkan persepsi bahwa Indonesia berpihak ke blok tertentu,
- Menempatkan Indonesia di tengah persaingan geopolitik antara Barat dan Timur.
Kritik utama: Netralitas politik luar negeri Indonesia (politik bebas aktif) bisa dipertanyakan jika tidak dikelola secara hati-hati.
3. Efektivitas dan Transparansi NDB Belum Teruji Sepenuhnya
Meskipun NDB menawarkan pinjaman bunga rendah, beberapa analis menyebut bahwa:
- Track record proyek NDB belum sebanding dengan lembaga seperti Bank Dunia atau ADB,
- Masih ada pertanyaan terkait transparansi, governance, dan efektivitas jangka panjang.
Kritik utama: Bergantung pada lembaga yang belum sepenuhnya mature bisa berisiko jika governance-nya tidak kuat.
4. Tidak Langsung Mengatasi Masalah Struktural Ekonomi Domestik
Akses pembiayaan besar melalui NDB hanya akan berdampak positif jika diiringi dengan:
- Reformasi kelembagaan,
- Efisiensi birokrasi,
- Good governance dalam pelaksanaan proyek.
Tanpa itu, justru bisa menciptakan utang baru tanpa hasil nyata bagi pertumbuhan ekonomi.
Kritik utama: Fokus pada akses dana eksternal tanpa memperkuat manajemen proyek dan reformasi struktural dalam negeri bisa kontraproduktif.
5. Potensi Ketergantungan Baru
Ironisnya, meskipun tujuannya mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan Barat, Indonesia justru bisa terjebak pada ketergantungan baru terhadap negara-negara dominan dalam BRICS (seperti China dan Rusia).
Kesimpulan
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan New Development Bank BRICS merupakan langkah strategis yang membawa banyak manfaat jangka panjang. Selain membuka akses pembiayaan alternatif, ini juga memperkuat peran Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru di tingkat global. Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, langkah ini dinilai sebagai strategi cerdas untuk memperkokoh fondasi ekonomi nasional dan memperluas pengaruh diplomasi ekonomi Indonesia di masa depan.
Reff Page: https://www.kompas.id/artikel/prabowo-umumkan-indonesia-bergabung-new-development-bank-apa-keuntungannya